Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hukum Islam

Pengertian Hukum Makruh dalam Ushul Fiqh

Gambar
Al Makruh secara harfiyah bermakna sesuatu yang dibenci. Secara Ushul Fikih, makruh adalah الكراهة هي خطاب الله تعالى الطلب للكف عن الفعل طلبا غير جازم. Karahah adalah khithab/titah/firman Allah Taala yang menuntut untuk meninggalkan suatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak tegas. Sedangkan secara hukum/fikih, makruh adalah ما يثاب على تركه ولا يعاقب على فعله Yakni suatu larangan yang jika ditinggalkan (untuk mengikuti perintah Allah) mendapat pahala dan jika dikerjakan tidak mendapat siksa. Makruh adalah kebalikan dari hukum mandub/sunnah. Contoh: menolah-noleh dalam sholat, berkumur & menghirup air di hidung saat wudhu ketika puasa ramadhan, dll. Makruh ditunjukkan oleh *nahi maqshud*, atau larangan yang tertuju pada perkara tertentu, baik melalui nash, ijma' & qiyas. Seperti makruhnya meninggalkan sholat tahiyatul masjid, berdasarkan larangan khusus dalam hadits: إِذَ دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسُ حَتَّى يُصَلَّيَ رَكْعَتَيْنِ "Jika salah seorang d

Pengertian Hukum Haram dalam Ushul Fiqh

Gambar
Haram atau Tahrim adalah, اَتَّحْرِيْمُ هُوَ خِطَابُ اللّه تَعَالَى الطَّالِبُ لِلْكَفِّ عَنِ الْفِعْلِ طَلَبًا جَازِمًا Tahrim atau Haram adalah khithab/titah/firman Allah yang menuntut untuk meninggalkan sesuatu perbuatan, dengan tuntutan yang tegas/mengharuskan. Definisi lain adalah اَلْحَرَامُ هُوَ مَا يُثَابُ عَلَى تَرْكِهِ وَيُعَاقَبُ عَلَى فِعْلِهِ Haram atau Tahrim adalah suatu larangan jika dilakukan (dianggap berdosa serta) mendapatkan siksa; dan jika ditinggalkan mendapat pahala. Jadi, tuntutan meninggalkannya bersifat sangat tegas, harus ditinggalkan. Contoh hukum haram: وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ *وَحَرَّمَ الرِّبٰوا ۗ * "Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli *dan mengharamkan riba..."* (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275) Atau seperti contoh: *وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰٓى* اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا *"Dan janganlah kamu mendekati zina;* (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 32)

Pengertian Hukum Wajib dalam Ushul Fiqh

Gambar
"Wajib" atau "wujub" dalam bahasa memiliki sinonim dengan kata "al tsubut" atau "al luzum" (artinya tetap atau positif), atau "al suquth" (artinya gugur). Secara istilah, setidaknya memiliki makna: الواجب شرعا هو ما يثاب على فعله ويعاقب على تركه. "Wajib adalah suatu perbuatan jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat siksa". Dalam pengertian lain, wajib bermakna, الواجب شرعا هو ما طلب الشارع فعله من المكلف طلبا جازما. Wajib menurut syara' adalah apa yang dituntut oleh syara' kepada mukallaf untuk dilakukan dengan tuntutan keras. Atau الإجاب هو خطاب الله تعالى الطالب للفعل طلبا جازما. Ijab (Wajib) adalah khithab Allah (firman Allah) yang menuntut suatu perbuatan dengan tuntutan yang pasti. Jika disimpulkan, wajib adalah khithab yang menuntut dilakukannya sebuah perbuatan selain mencegah, dengan tuntutan yang bersifat mengharuskan atau tidak boleh ditinggalkan. Para ahli ushul bersepakat bahwa wajib

Penjelasan Soal Nabi Muhammad saw Sholat di Akhir Waktu

Gambar
mengapa  Nabi Muhammad  SAW mengakhirkan waktu sholat Isya? Nabi SAW menyampaikan, penghujung sepertiga malam pertama merupakan waktu terbaik untuk menunaikan sholat Isya berjamaah jika tidak memberatkan umatnya mengakhirkan sholat dzuhur didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dan Ibnu Umar. Nabi  Muhammad  SAW bersabda, "Jika cuaca sangat panas, akhirkanlah sholat dzuhur karena panas yang menyengat merupakan hawa panas neraka jahannam." (HR Bukhari)